Thursday 14 March 2013

KIAT- KIAT MENGHINDAR DARI ADZAB

KIAT- KIAT MENGHINDAR DARI ADZAB
Oleh : Ahmad Hikmatyar

Sebelum kita membahas tema diatas sebaiknya kita pahami terkebih dahulu Apa definisi dari kata azab .Azab "العذاب ", kata-kata Azab merupakan sebuah kata yang juga diperuntukkan untuk menunjukkan suatu kejadian buruk yang menimpa seseorang, tetapi kata-kata Azab tidak digunakan kecuali untuk menyebutkan kejadian yang menimpa seseorang setelah melakukan kemaksiatan atau keburukan, Azab lebih sering disebut dengan siksaan atau pembalasan, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Imam Mandzur di dalam kitab Lisanul Arabnya. Sementara di dalam kitab Al-Jami' dikatakan, al-Imam Qurthubi mengatakan; Kata 'Azab diambil dari kata-kata Al-Habsu dan Al-Man'u artinya menahan, Imam Ali  pernah mengatakan;
أعْذِبُوْا نِسَائَكُمْ عَنِ الْخُرُوْجِ
"Hendaklah kalian mencegah atau menahan perempuan-perempuan kalian untuk keluar dari rumah".
Dalam kesempatan lain, Imam Ali bin Abi Tholib  mengatakan:
أَعْذِبُوْا عَنْ ذِكْرِ النِّسَاءِ أنْفُسَكُمْ فَإِنَّ ذَلِكُمْ يَكْسِرُكُمْ عَنِ الغَزْوِ
"Hendaklah kalian menahan untuk mengingat wanita (Istri) dalam diri kalian karena yang demikian itu memperlemah (jiwa atau konsentrasi) dalam peperangan"
Seseorang itu kita katakan sedang terkenaAzab karena dicegahnya segala kebaikan atau hal-hal yang menyenangkan untuk sampai kepada diri seseorang.
Kata-kata Azab banyak disebutkan di dalam Al-Qur'an, seperti:
خَتَمَ الله ُعَلىَ قُلُوْبِهِمْ وَ عَلىَ سَمْعِهِمْ وَ عَلىَ أبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ
"Allah telah mengunci mata hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup.Dan bagi mereka siksa yang amat berat". (QS.Al-Baqarah,7)
Ketika Nabi Muhammad  sedang berjalan dengan para sahabatnya dan saat mereka melewati tempat kaum Tsamud yang dahulu Allah  telah menurunkan azab-Nya di tempat itu, beliau bersabda;
لاَ تَدْخُلوُا عَلىَ هَؤُلاَءِ الْمُعَذَّبِيْنَ إلاَّ أَنْ تَكُوْنَ باَكِيْنَ خَشْيَةً أَنْ يُصِيْبَكُمْ مَا أَصَابَكُمْ
"Janganlah kalian memasuki tempat mereka yang telah terkena Azab kecuali kalian dalam keadaan menangis karena rasa takut akan menimpa kalian apa-apa yang telah menimpa mereka"
Melihat penggunaan kata-kata azab yang terdapat dalam Al-Qur'an dan hadits serta ungkapan para ulama salaf maka kita dapat mengatakan bahwa, kata-kata azab adalah sebuah ungkapan yang banyak atau seringkali digunakan untuk orang-orang kafir ketika mereka tertimpa sesuatu yang tidak menyenangkan baik dalam keselamatan jiwa, harta dan lingkungannya.
Dari semua penjelasan dan definisi di atas, maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan kata-kata;
Musibah, adalah sebuah ungkapan yang digunakan untuk menyebut kejadian tidak menyenangkan yang menimpa berkenaan dengan diri, harta dan lingkungannya yang Allah turunkan khusus kepada para kekasihnya yaitu orang-orang Mukmin yang sholeh dan taat.
Bala, merupakan sebuah ungkapan yang digunakan untuk mengungkap kejadian yang lebih banyak bersifat tidak menyenangkan yang Allah turunkan untuk kaum Muslimin demi menguji atau meningkatkan keimanannya.
Dengan demikian dua kalaimat ini yaitu Musibah dan Bala memiliki arti yang berdekatan, hanya saja Bala terkadang sifatnya menyenangkan sedang Musibah tidak.
Azab, adalah sebuah ungkapan yang digunakan untuk menunjukkan kejadian tidak menyenangkan yang Allah timpahkan kepada mereka yang bermaksiat atau orang-orang yang tidak beriman.
Suatu Bencana dapat dikatagorikan sebagai musibah, bala atau azab. Hal itu dapat terlihat dari objek yang tertimpa atau terkena bencana itu, jika yang terkena itu orang Mukmin yang taat maka bencana itu bagi dirinya dapat dikatakan sebagai musibah, dan bila yang tertimpa bencana itu adalah seorang Muslim yang terkadang taat dan tidak jarang terjerumus dalam kemaksiatan maka bencana itu bagi dirinya dapat dikatakan sebagai bala tetapi bila bencana itu menimpa orang non Islam maka dapat kita katakan bencana itu sebagai azab dan tanda marahnya Allah.
Adzab Allah  itu sangat pedih. Jika adzab itu diturunkan pada suatu tempat, maka ia akan menimpa semua orang yang ada di tempat tersebut, baik orang shaleh maupun thâlih (keji). Dalam ayat ini, Allah Ta'ala memperingatkan kaum Mukminin agar mereka senantiasa membentengi diri mereka dari siksa tersebut dengan melaksanakan ketaatan kepada Allah Ta'ala dan Rasul-Nya serta menyeru manusia kepada kebaikan dan melarang mereka dari kemungkaran.

Syaikh Abu Bakr Jâbir al-Jazâiri hafizhahullâh mengatakan, "Ayat ini sebagai peringatan lain yang amat besar bagi kaum Mukminin, agar mereka tidak meninggalkan ketaatan kepada Allah Ta'ala dan Rasul-Nya, serta tidak meninggalkan amar ma'ruf nahi munkar (menyeru manusia kepada kebaikan dan mengajak mereka untuk menjauhi kemungkaran). Sebab, jika mereka meninggalkannya, maka kemungkaran akan menyebar dan kerusakan akan meluas. Bila kondisi sudah demikian, maka adzab pun akan diturunkan kepada seluruh komponen masyarakat, baik yang shaleh maupun yang thâlih, yang berbuat kebajikan maupun yang berbuat kejelekan, baik yang adil maupun yang zhalim. Dan jika Allah Ta'ala menurunkan siksa, maka siksa-Nya sangat pedih, tidak seorang pun yang kuat menahan siksa tersebut. Untuk itu, hendaknya kaum Mukminin menjauhinya dengan cara melaksanakan ketaatan kepada Allah Ta'ala dan Rasul-Nya.
Imam Ibnu Jarîr rahimahullâh berkata: "Dalam ayat di atas Allah Ta'ala berfirman kepada orang-orang yang beriman kepada Allah Ta'ala dan Rasul-Nya (yang maknanya); "Wahai orang-orang yang beriman peliharalah diri kalian dari siksa Allah Ta'ala , jangan sampai siksa itu menimpa kalian, karena ulah orang-orang zhalim yang telah melakukan perbuatan yang seharusnya tidak mereka lakukan, baik berupa kezhaliman maupun perbuatan dosa (lainnya) atau karena kalian mendatangi tempat-tempat maksiat, tempat yang pantas untuk diturunkan adzab.
Perkara Yang Menyebabkan Adzab Turun, di antara sebab turunnya siksa Allah Ta'ala adalah:
1.Mengerjakan hal-hal yang dilarang Allah dan tidak melakukan hal-hal yang diperintahkan Allah
2.Tidak amar ma'ruf nahi munkar
3.Cinta dunia dan takut mati
4.Berpaling dari hukum-hukum Allah
5.Tidak bersyukur
6.Tidak bersabar
7.Orang-orang yang hidup mewah di suatu negeri melakukan kedurhakaan
8.Merancanakan kejahatan
9.Tidak menyisihkan hak fakir miskin
10.Mengatakan kepada Allah perkataan yang tidak benar dan menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya
Kami akan jelaskan beberapa hal paling mendominasi berlakunya azab atas suatu kaum.
Adanya kemungkaran yang merajalela, baik berupa kesyirikan, kemaksiatan, maupun kezhaliman. Sebagaimana telah disebutkan oleh Ummul Mukminîn Zainab binti Jahsy radhiallahu'anha bahwa Rasulullâh Salallahu 'Alaihi Wassalam pernah mendatanginya dalam keadaan terkejut, seraya berkata: "Lâ ilâha illallâh! Celakalah bangsa Arab, karena kejelekan yang telah mendekat, hari ini telah dibuka tembok Ya'jûj dan Makjûj seperti ini – beliau melingkarkan ibu jari dengan jari telunjuknya - .
Kemudian Zainab radhiallahu'anha berkata:
"Apakah kita akan binasa wahai Rasullullah Salallahu 'Alaihi Wassalam, padahal di sekitar kita ada orang-orang shalih?."
Beliau menjawab: "Ya, jika kemungkaran itu sudah merajalela."

Ali bin Abi Thâlib radhiallahu'anhu berkata:

مَا نَزَلَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِذَنْبٍِ وَلاَ رُفِعَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِتَوْب

Tidaklah musibah itu menimpa, kecuali disebabkan dosa, dan musibah itu tidak akan diangkat kecuali dengan taubat.

1. Meninggalkan Amar ma'ruf nahi mungkar.

Sebagaimana telah disebutkan dalam hadits an-Nu'mân bin Basyîr radhiallahu'anhu bahwa Rasulullâh Salallahu 'Alaihi Wassalam berkata: "Perumpamaan orang yang menjaga larangan-larangan Allah dan orang yang terjatuh di dalamnya adalah seperti suatu kaum yang sedang mengundi untuk mendapatkan tempat mereka masing-masing di dalam kapal. Sebagian mendapat tempat di bagian atas kapal dan sebagian lainnya mendapat di bagian bawah. Orang-orang yang berada di bawah jika ingin mendapatkan air minum mereka melewati orang-orang yang ada di atas. Mereka (yang ada di bawah) berkata: "Andaikata kita melubangi perahu ini untuk mendapatkan air minum, maka kita tidak akan mengganggu mereka yang ada di atas". Jika orang-orang yang ada di atas membiarkan perbuatan dan keinginan orang-orang yang ada di bawah (yaitu melubangi kapal), maka mereka semua akan tenggelam. (HR al-Bukhâri dan at-Tirmidzi) Dalam mengomentari hadits di atas, Syaikh Muhammad bin `Abdurrahmân al-Mubârakfûri rahimahullah berkata: "Dan memang seperti itu maknanya, jika manusia melarang orang yang berbuat maksiat, maka mereka semua akan selamat dari adzab Allah Ta'ala , dan sebaliknya, jika mereka membiarkan kemaksiatan, maka mereka semua akan ditimpa adzab dan akan binasa, dan ini adalah makna ayat (di atas). Imam al-Qurtubi rahimahullah juga berkata: "Dalam hadits ini terdapat pelajaran yang bisa dipetik, (di antaranya), datangnya adzab tersebut dikarenakan dosa yang dilakukan oleh kebanyakan orang, dan juga disebabkan oleh tidak adanya amar ma'ruf nahi mungkar (di tengah mereka). Seperti itu pula yang telah disebutkan dalam hadits Abu Bakr radhiallahu'anhu. Beliau berkata: "Sungguh, kami pernah mendengar Rasulullâh Salallahu 'Alaihi Wassalam bersabda: "Sesungguhnya jika manusia melihat seseorang melakukan kezhaliman, kemudian mereka tidak mencegah orang itu, maka Allah akan meratakan adzab kepada mereka semua. (HR Abu Dâwud, at-Tirmidzi dan dishahîhkan oleh al-Albâni). Ayat dan beberapa hadits di atas menunjukkan betapa pentingnya peran amar ma'ruf nahi mungkar dalam kehidupan manusia di alam semesta ini, karena dengan ditegakkannya hal itu, kesyirikan, kezhaliman dan kemaksiatan akan berkurang, kebaikan akan menyebar serta dengan izin Allah Ta'ala akan terhindar dari adzab Allah Ta'ala di dunia ini.

Bahaya Meninggalkan Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Selain diturunkan adzab sebagaimana yang tertera di atas, masih ada lagi akibat-akibat lain yang ditimbulkan sikap meninggalkan amar ma'ruf nahi mungkar, di antaranya adalah:
A. Tidak dikabulkan doa (permintaan) seorang hamba.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullâh Salallahu 'Alaihi Wassalam:

"Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, hendaknya kalian betul-betul melaksanakan amar ma'ruf nahi mungkar atau (jika kalian tidak melaksanakan hal itu) maka sungguh Allah akan mengirim kepada kalian siksa dari-Nya kemudian kalian berdoa kepada-Nya (agar supaya dihindarkan dari siksa tersebut) akan tetapi Allah Ta'ala tidak mengabulkan do'a kalian."
(HR Ahmad dan at-Tirmidzi dan dihasankan oleh al-Albâni dalam Shahîhul Jâmi')

Hadits di atas menunjukkan bahwa orang yang meninggalkan amar ma'ruf nahi mungkar permintaannya tidak dikabulkan oleh Allah Ta'ala.

B. Mendapatkan laknat dari Allah Ta'ala.

Hal tersebut telah terjadi pada umat sebelum umat ini yaitu Bani Isra'il, sebagaimana telah disebutkan dalam firman Allah Ta'ala:

"Orang-orang kafir dari Bani Israil telah dilaknat dengan lisan Dâwud dan Isa putera Maryam. Hal itu disebabkan mereka durhaka dan selalu melampauhi batas. Mereka satu sama lain senantiasa tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat, sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu".(Qs al-Mâidah/5:78-79)

Dalam ayat pertama Allah Ta'ala menyebutkan jauhnya orang-orang kafir bani Israil dari rahmat Allah Ta'ala. Hal itu sebagai bentuk hukuman bagi mereka dikarenakan kedurhakaan dan pelanggaran mereka atas batasan-batasan Allah Ta'ala dan hak-hak orang lain. Karena sesungguhnya setiap amal perbuatan pastilah akan ada ganjarannya. Kemudian dalam ayat selanjutnya Allah Ta'ala mengabarkan kepada hamba-hamba Nya yang beriman perihal kemaksiatan yang menyebabkan mereka (orang-orang kafir itu) tertimpa dengan hukuman tersebut. Yaitu mereka melakukan kemungkaran dan tiadalah seorang pun dari mereka yang mencegah saudaranya dari kemaksiatan yang dilakukan. Maka, para pelaku kemungkaran dan orang yang membiarkannya mendapatkan hukuman yang sama. Imam Abu Ja'far ath-Thabari rahimahullah dalam tafsirnya berkata:
"Dahulu Orang-orang Yahudi dilaknat Allah Ta'ala karena mereka tidak berhenti dari kemungkaran yang mereka perbuat dan sebagian mereka juga tidak melarang sebagian lainnya (dari kemungkaran tersebut)".

Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata:
"Ayat di atas (juga) menunjukkan larangan duduk dengan orang-orang yang berbuat kemungkaran dan mengandung perintah untuk meninggalkan dan menjauhi mereka."
Sehingga jelaslah dari kedua ayat di atas bahwa meninggalkan amar ma'ruf nahi munkar merupakan hal yang akan mengundang kemurkaan dan kemarahan Allah Ta'ala Syaikh Salîm al-Hilâli hafizhahullâh mengomentari ayat tersebut dengan ucapan beliau,
"Ayat ini menerangkan bahwa meninggalkan amar ma'ruf nahi munkar adalah perkara yang mendatangkan kemarahan dan laknat Allah. Nasalullâh al'âfiyah."

Mudah-mudahan Allah Ta'ala senantiasa memberikan hidayah, inâyah serta taufik dan maghfirahnya kepada kita semua agar kita semua selamat dari adzab dan murka-Nya di dunia dan di akhirat. Amîn

Sesungguhnya azab Allah pasti terjadi. Azab Allah ada 2 macam, yaitu azab di dunia dan azab di akherat. Hanya Allah yang berkuasa untuk mengirimkan azab maupun menghilangkannya. Tidak ada yang dapat menolak azab Allah. Azab Allah merupakan bentuk pertolongan Allah bagi orang-orang yang beriman dan bagi orang-orang yang berdosa azab bertujuan agar manusia kembali ke jalan yang benar. Azab Allah telah ditentukan waktunya dan datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Bencana dapat terjadi di kediaman manusia atau di dekat kediaman mereka, dan jangan salah, azab Allah tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim.
Allah Ta'ala berfirman "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali kepada jalan yang benar" (QS. Ar-ruum: 41).
Dalam ayat ini Allah ingin menyadarkan manusia bahwa kerusakan yang terjadi baik di daratan atau di lautan yang dampak negatifnya dirasakan oleh manusia disebabkan oleh ulah dan tingkah mereka yang tidak mengindahkan jalan yang benar (aturan-aturan) Sang Khaliq yang telah memberi mandat khilafah kepada mereka di muka bumi ini.
Oleh karenanya, prioritas kesadaran yang harus dibangun oleh setiap penduduk bumi ini adalah bahwa yang memiliki hak prerogatif membuat aturan main (resep) untuk mengelola bumi ini adalah Pencipta bumi itu sendiri, Dia adalah Allah Robbul 'aalamin. Dialah yang paling tahu karakter, sifat, kondisi dan kebutuhan ciptaan-Nya.
Paling tidak ada dua dampak serius ketika pengelolaan bumi sudah tidak lagi mengindahkan aturan pakai yang telah ditetapkan oleh Penciptanya. Pertama: Kerancuan dan kekacauan yang berdampak pada kerusakan disana-sini. Kedua : Murka dan Amarah Allah sebagai Pencipta sekaligus Pemberi amanah yang telah dikhianati oleh manusia (khalifah-Nya). Dan manusialah yang paling merasakan dampak tersebut diatas.
Aturan main yang dikehendaki oleh Allah adalah Al-Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan As sunnah, satu-satunya ajaran yang diridhai oleh Allah sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat manusia dalam mengemban amanah khilafah di muka bumi ini. Sebagaimana firman Nya "Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam" (QS. Ali Imran: 19)
Hanya dengan kembali dan berpegang teguh kepada Al-Islam secara utuh dan menyeluruh, segala permasalahan hidup dan kehidupan akan mendapatkan bimbingan dan solusinya. Sebaliknya berpaling dari aturan Allah (Al-Islam) hanya akan menambah kesempitan dan kesulitan dalam hidup. Allah berfirman "Dan barang siapa berpaling dari peringatanku makasesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta" (QS. Thaha: 124).
Dan salah satu bentuk rahmat Al-Qur'an kepada orang-orang yang beriman adalah berupa nasihat-nasihat atau kiat-kiat agar terhindar dari musibah dan azab Allah. Sebagian dari kiat-kiat itu adalah :
Beriman Dan Bertaqwa

Allah Azza wa Jalla berfirman "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat- ayat Kami itu, maka Kami akan siksa mereka disebabkan perbuatannya" (QS. Al-A'raf: 96).
Pada penggal pertama ayat ini jelas sekali Allah berjanji akan melimpahkan keberkahan kepada penduduk negeri yang mau beriman dan bertaqwa, tentunya iman dan taqwa yang dikehendaki oleh Allah adalah iman dan taqwa yang sungguh-sungguh, serius dan terus menerus sampai mati, sebagaimana firman-Nya, "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benarnya taqwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam" (QS. Ali 'Imran: 102).
Dan pada penggal kedua ayat di atas Allah mengancam orang-orang yang mendustakan ayat-ayat (aturan-aturan)-Nya dengan siksa.
Dari ayat di atas dapat kita simpulkan bahwa menjalani dan menata kehidupan di atas dasar keimanan dan ketundukan kepada syariat Allah akan mendatangkan keberkahan-keberkahan dari Allah, baik keberkahan dalam bentuk kemakmuran, keamanan dan kedamaian bagi setiap penduduk negeri. Akan tetapi jika penduduk negeri itu didominasi oleh orangorang yang tidak beriman kepada Allah dan mengabaikan, bahkan mendustai aturan-aturan-Nya, maka Allah pasti akan mendatangkan murka dan siksa-Nya baik dalam bentuk bencana, musibah atau yang lainnya. Na'uzubillaahi min dzalik.
Bersyukur
Allah Taala berfirman "Mengapa Allah menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui" (QS. An-Nisaa`: 147).
Dari kedua ayat di atas bisa dipahami bahwa bersyukur kepada Allah dengan sebenar-benarnya kesyukuran, baik itu hati, lisan ataupun perbuatan akan melahirkan dua dampak positif sekaligus, yang pertama: Nikmat akan semakin bertambah, kedua: Akan terjauh dari azab dan murka Allah.
Hanya ada dua pilihan bagi kita, jika kita menginginkan tambahnya nikmat dan terjauh dari azab dan murka Allah, maka kita harus bisa menjadi hamba-hamba Allah yang senantiasa mengingat dan mensyukuri nikmat-nikmat-Nya Dan Allah berjanji akan memasukkan orang-orang yang senantiasa mengingat nikmat-nikmat-Nya ke dalam golongan orang-orang yang beruntung. Sebagaimana firman-Nya "Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan" (QS. Al-A'raf:69)
Sebaliknya jika kita 'menginginkan' siksa dan murka Allah, maka tinggalkan atau abaikanlah perintah syukur, ingkarilah nikmat-nikmat Allah dan gunakanlah nikmat-nikmat itu sekehendak nafsu dan syahwat, niscaya Allah akan mengangkat nikmat-nikmat itu dan menggantinya dengan azab dan murka-Nya. Allah berfirman "Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan dengan sebuah negeri yang dahulunya aman dan tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tapi penduduknya mengingkari nikmatnikmat Allah, karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat" (QS. An-Nahl: 112}.
Beristighfar
Allah Azza wa Jalla berfirman "Dan Allah sekali-sekali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah pula Allah akan mengazab mereka, sedang mereka beristighfar (meminta ampun)" (QS. Al-Anfal: 33).
Ayat ini mengisyaratkan tentang dua hal yang bisa 'menangkal' azab Allah Ta'ala. Pertama: keberadaan Rasulullah saw. Kedua: beristighfar atau minta ampun. Keberadaan Rasulullah saw. telah berlalu masanya. Sementara yang bisa dilakukan oleh mereka yang hidup pada masa paska kenabian, agar terjauh dari azab Allah adalah melestarikan sunnah-sunnah beliau, yang salah satunya adalah senantiasa melakukan istighfar atau bertaubat kepada Allah. Sebagaimana sabda Beliau; "Wahai manusia, bertaubatlah kamu kepada Allah dan minta ampunlah (beristighfar) kepada-Nya, karena sesungguhnya aku sendiri biasa bertaubat (dengan membaca istighfar) dalam sehari seratus kali" (HR. Muslim). Dari hadits ini jelaslah bahwa Rasulullah menjadikan istighfar sebagai wirid, amalan yang biasa dilakukan secara rutin setiap hari.
Istighfar adalah salah satu jalan untuk kembali kepada Allah, dengan istighfar kita akanmendapatkan keuntungan ganda baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia Allah akan menjauhkan kita dari azab-Nya, memudahkan urusan kita dan melapangkan rizki kita. Sementara di akhirat Allah akan mengampuni dosa-dosa kita dan memasukkan kita dalam naungan rahmat-Nya. Allah berfirman "Hendaklah kamu meminta ampun (beristighfar) kepada Allah agar kamu mendapat rahmat" (QS. An-Naml: 46).
Rasulullah saw. bersabda, "Barang siapa memperbanyak istighfar maka Allah akan menghilangkan darinya segala kesusahan, menghilangkan darinya segala kesempitan, dan akan mendatangkan rezki dari sumber yang tidak terduga" (HR. Abu Daud).
Berbuat Baik
Allah Taala berfirman, "Dan Tuhanmu sekalikali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zhalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat baik" (QS. Huud: 117).
Ayat ini menegaskan bahwa Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang sama sekali tidak akan membinasakan suatu negeri, sementara nilai-nilai kebaikan masih eksis dan dominan di dalam negeri tersebut. Eksisnya nilai-nilai kebaikan sangat ditentukan oleh sejauh mana usaha yang dilakukan oleh penduduk negeri dalam beramal shalih, baik dalam dimensi fisik, ruhani maupun intelektual.
Jika amal shalih (perbuatan baik) telah benarbenar menjadi kebiasaan dan mendominasi seluruh sisi kehidupan kita, Allah pasti akan memberikan kepada kita kehidupan yang baik dan balasan pahala berlipat ganda di sisi-Nya. Sebagaimana Firman-Nya "Barang siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan" (QS. An-Nahl: 97)
Begitu juga sebaliknya, segala bentuk perusakan dan eksploitasi alam yang tidak mengindahkan nilai-nilai keimanan dan keislaman hanya akan mendatangkan azab dan murka dari Allah Azza wa Jalla. Sebagaimana firman-Nya "Orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan Allah, Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan" (QS. An-Nahl: 88)
Tidak Berbuat Zhalim
Allah Taala berfirman, "…Dan tidak pernah pula Kami membinasakan kota-kota, kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezhaliman" (QS. Al-Qashas: 59).
Tidak diragukan lagi, bahwa salah satu sebab datangnya azab dan murka Allah adalah perbuatan zhalim yang dilakukan oleh penduduk bumi ini. Dengan demikian ketika kita ingin terjauh dari siksa dan murka Allah, kita harus menjauhkan diri kita dari segala macam bentuk kezhaliman, baik kezhaliman terhadap Allah, diri sendiri ataupun kezhaliman terhadap orang lain.
Kezhaliman yang paling berbahaya dan paling besar dosanya adalah syirik (menyekutukan) Allah dalam segala bentuknya. Dengan berbuat syirik berarti telah menyamakan kedudukan Khaliq (Pencipta) dengan makhluk-Nya, ini adalah sebuah kezhaliman yang besar dan nyata. Allah berfirman "Sesungguhnya syirik adalah kezhaliman (dosa) yang paling besar" (QS. Luqman: 13).
Selanjutnya tingkatan kezhaliman di bawah syirik adalah maksiat dan berbagai macam dosa, baik yang kecil maupun besar. Baik yang terkait hubungan dengan Allah ataupun dengan sesama makhluk. Semua jenis kezhaliman ini akan menyeret manusia ke dalam kegelapan, siksa dan kehancuran, baik di dunia maupun di akhirat. Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah saw. bersabda "Sesungguhnya kezhaliman adalah kegelapan pada hari kiamat" (HR. Bukhori dan Muslim).
Hanya satu jalan untuk menuju bahagia, bersama kita hancurkan segala macam kezhaliman dan kita tegakkan keadilan dalam seluruh sisi kehidupan. Allah berfirman "…Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa" (QS. Al-Maidah: 8).Wallahu A'lamu Bisshawab.









 

BACA JUGA

HERBAL ONLINE

PENERBIT QURAN

JARINGAN IKLAN GRATIS

cara facebook,cara membuat kue,cara membuat blogger,cara membuat cake,cara photoshop,cara twitter,cara belajar,cara membuat facebook,cara membuat website,cara buat blog,cara download idm,cara membuat email,cara membuat e-mail,cara mempercepat koneksi,cara membuat mail,cara buat facebook,cara koneksi internet,cara mempercepat internet,cara buat email,cara buat e-mail,cara edit foto,cara membuat twitter,cara memasak,cara mengedit foto,cara buat blogger,cara membuat puding,cara hamil,cara buat twitter,cara edit photo,cara membuat mie,cara membuat coklat,cara mengedit photo,cara membuat bakso,cara membuat donat,cara menggambar,cara cara seks,cara seks,cara membuat animasi,cara bisnis,cara membuat video,cara bikin blog,cara edit photoshop,cara membuat aplikasi,cara membuat blogspot,cara membuat game,cara mengirim email,cara download game,cara membuat logo,cara internet gratis,cara buat web gratis

No comments:

Post a Comment