Thursday 14 March 2013

JALAN CINTA KEPADA ALLAH



Segala puji bagi Allah Ta'ala, sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para Sahabat, Tabi'in dan Tabi'ut Tabi'in serta kepada siapa saja yang mengikuti jejak mereka sampai hari Qiyamat.
Nafsu-nafsu syahwat bergelimpangan tercecer terus menerus di televisi dan radio, nyanyian-nyanyian seronok, cerita dan filem bohong dan selera rendah tidak bermutu, adegan haram, aurat terbuka, campur baur laki-perempuan, itu bisa didengar dan dilihat oleh kita. Naudzubillah bila diri kita ikut terjebak di dalam alur syetan macam itu.
Inilah kondisi yang akan membuat hati manusia kotor, seperti cermin bersih yang tercoreng bletok. Sehingga telinga, mata dan hatinya saat ayat Al Qur'an dan hadist ditulis atau dibacakan, hati ber-aksi keras. Matanya hanya bengong, dan hatinya tidak dapat memahami apa yang sudah dibacakan itu tadi. Rasulullah pernah ingatkan, Surga itu dibayang-bayangi oleh hal-hal yang tidak menyenangkan, sedangkan neraka itu dibayang-bayangi oleh kobaran nafsu syahwat.
Yang parah lagi, jika hati seseorang itu loyo, lemah mental, dalam menghadapi kehidupan, baik berfikir tentang diri sendiri maupun keluarga, apalagi masyarakatnya. Imam Syafi'i berkata, jika anda takut hidup, mati saja. Jika anda takut mati, jangan hidup. Artinya, kalau memang kita ditaqdirkan Allah hidup, pasti Allah tidak membiarkan kita dalam keadaan lapar, pasti dia akan menjamin dan memberi rizki dari arah mana saja Ia datangkan, tapi ingat, itu semua harus lewat usaha. Bukankah Allah telah ingatkan lewat ayat-Nya yang berbunyi, Dan orang yang yakin dan bersungguh-sungguh di dalam JALAN KAMI, pasti akan kami beri dia jalan penyelesaiannya.
Kesempatan kita untuk beramal yang benar dan baik masih ada. Namun aneh, kadang seorang bersikap pura-pura tidak tahu dan tidak dengar, pura-pura lemah, pura-pura sibuk dengan dunianya, sehingga dia betul-betul tenggelam dalam berpura-pura. Tidak jelas dan tidak bisa diambil pijakan bicaranya. Apakah kita ini termasuk orang yang ke-srimpet dalam hal tersebut. Mari kita evaluasi kekurangan diri kita sebelum dievaluasi oleh orang lain.
Betulkah kita ingin masuk surga. Apakah cara masuk surga itu dengan jalan dan cara kita sendiri ? Atau dengan cara-cara yang dibuat oleh hawa nafsu manusia yang berdasar otak dan syahwatnya. Sikap macam apa ini. Surganya siapa memang. Memang surganya sendiri ? Surga adalah milik Allah Ta'ala, maka jika seseorang ingin masuk ke dalamnya, ia harus mengikuti tata - cara-Nya. Siapa ingin masuk surga ia harus CINTA kepada Allah. Allah swt berfirman:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
" Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad SAW), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. 3:31)
Ibnu Umar berkata : mengenai ayat di atas, Rosulullah bersabda bahwa seorang mukmin tidak akan bisa sempurna imannya sampai ia menuundukkan hawa nafsunya, kemudian mengikuti apa yang datang darinya. ( Al Qur'an dan As-Sunnah ).
Abu Darda' berkata : maksud mengikuti Rasul di dalam ayat tersebut adalah ikut di atas kebajikan, taqwa, tawadhu' dan rendah diri di kalangan mukminin, secara teori maupun prakteknya.
Al Hasan dan Ibnu Juraij berkata : suatu ketika orang-orang berkumpul dan mengaku bahwa dirinya adalah mencintai Allah dengan berkata, " Kami cinta kepada Rab kami," lalu turunlah ayat tersebut di atas. Allah hendak menguji ucapan-ucapan yang mereka lontarkan. Kemudian para Sahabat benar-benar mengikuti Rasulullah lewat amalannya setelah pengakuan lisannya. Dalam riwayat yang lain Al Hasan mengutip sabda Nabi, Siapa benci terhadap Sunnahku, maka ia bukan dari ummatku. Kemudian Nabi membacakan ayat tersebut.
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam bersabda,
لايؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من ولده ووالديه والناس أجمعين
"Tidaklah beriman (secara sempurna) salah seorang dari kamu sehingga aku lebih ia cintai daripada orangtuanya, anaknya dan segenap manusia."

Ayat di atas menunjukkan bahwa kecintaan kepada Allah adalah dengan mengikuti apa yang dibawa oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam. Menta'ati apa yang beliau perintahkan dan meninggalkan apa yang beliau larang, menurut hadits-hadits shahih yang beliau jelaskan kepada umat manusia. Tidaklah kecintaan itu dengan banyak bicara dengan tanpa mengamalkan petunjuk, perintah dan sunnah-sunnah beliau.

Adapun hadits shahih di atas, ia mengandung pengertian bahwa iman seorang muslim tidak sempurna, sehingga ia mencintai Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam melebihi kecintaannya terhadap anak, orang tua dan segenap manusia, bahkan –sebagaimana ditegaskan dalam hadits lain– hingga melebihi kecintaannya terhadap dirinya sendiri.

Pengaruh kecintaan itu tampak ketika terjadi pertentangan antara perintah-perintah dan larangan-larangan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam dengan hawa nafsunya, keinginan isteri, anak-anak serta segenap manusia di sekeli-lingnya. Jika ia benar-benar mencintai Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam, ia akan mendahulukan perintah-perintahnya dan tidak menuruti kehendak nafsunya, keluarga atau orang-orang di sekelilingnya. Tetapi jika kecintaan itu hanya dusta belaka maka ia akan mendurhakai Allah dan RasulNya, lalu menuruti setan dan hawa nafsunya.

Jika anda menanyakan kepada seorang muslim, "Apakah anda mencintai Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam ?" Ia akan menjawab, "Benar, aku korbankan jiwa dan hartaku untuk beliau." Tetapi jika selanjutnya ditanyakan, "Kenapa anda mencukur jenggot dan melanggar perintahnya dalam masalah ini dan itu, dan anda tidak meneladaninya dalam penampilan, akhlak dan ketauhidan Nabi?"

Dia akan menjawab, "Kecintaan itu letaknya di dalam hati. Dan alhamdulillah, hati saya baik." Kita mengatakan padanya, "Seandainya hatimu baik, niscaya akan tampak secara lahiriah, baik dalam penampilan, akhlak maupun keta'atanmu dalam beribadah mengesakan Allah semata. Sebab Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam bersabda:
إن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله ، وإذا فسدت فسد الجسد كله ألا وهي القلب

"Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad itu terdapat segumpal daging. Bila ia baik maka akan baiklah seluruh jasad itu, dan bila ia rusak maka akan rusaklah seluruh jasad itu. Ketahuilah, ia adalah hati".
Kecintaan kepada Rasulullah adalah tidak dengan menyelenggarakan peringatan, pesta, berhias, dan menyenandungkan syair yang tak akan lepas dari kemungkaran. Demikian pula tidak dengan berbagai macam bid'ah yang tidak ada dasarnya dalam ajaran syari'at Islam. Tetapi, kecintaan kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam adalah dengan mengikuti petunjuknya, berpegang teguh dengan sunnahnya serta dengan menerapkan ajaran-ajarannya.
Sahal bin Abdillah berkata : Tanda cinta Allah adalah cinta Al Qur'an, tanda cinta Al Qur'an adalah cinta Nabi, tanda cinta Nabi adalah cinta Sunnah-nya, tandanya cinta kepada Allah, Al Qur'an, Nabi dan Sunnahnya dia berarti cinta kepada Akhirat, tanda cinta akhirat berarti cinta dirinya sendiri, tanda cinta diri sendiri adalah hendaklah ia jauhi dunia, tanda jauhnya dari dunia adalah ia mengambil darinya hanya sekedar bekal hidup atau penegak tulang rusuk agar kuat dan sempurna ibadahnya.
Al Maroghi berkata : Sesungguhnya cara mencintai Allah adalah dengan mengikuti Rasulullah, dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan yang telah dibawanya, dengan demikian seseorang akan mendapat ampunan dari Allah atas dosa-dosanya.
Ibnu Katsir berkata : ayat tersebut untuk memberikan raport kepada orang-orang yang mengaku dirinya cinta kepada Allah dengan raport yang bohong/dusta atas dirinya, kecuali kalau pengakuannya itu dibarengi dengan mengikuti Al Qur'an dan As-Sunnah yang terwujud lewat perkataan dan perbuatannya sebagaimana sabda Rasul : Siapa yang beramal tanpa ada dasar dari kami, maka tertolaklah amalanya.
Maka jujurlah sikap seorang mukmin, ucapanya sesuai dengan hati dan anggota badannya. Jika seseorang mengaku dirinya mukmin, tiga point tersebut merupakan refleksi pola hidupnya. Sehingga betul-betul bermutu tinggi dan kesatria tindakannya.
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
"Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman: Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka"





 

BACA JUGA

HERBAL ONLINE

PENERBIT QURAN

JARINGAN IKLAN GRATIS

cara facebook,cara membuat kue,cara membuat blogger,cara membuat cake,cara photoshop,cara twitter,cara belajar,cara membuat facebook,cara membuat website,cara buat blog,cara download idm,cara membuat email,cara membuat e-mail,cara mempercepat koneksi,cara membuat mail,cara buat facebook,cara koneksi internet,cara mempercepat internet,cara buat email,cara buat e-mail,cara edit foto,cara membuat twitter,cara memasak,cara mengedit foto,cara buat blogger,cara membuat puding,cara hamil,cara buat twitter,cara edit photo,cara membuat mie,cara membuat coklat,cara mengedit photo,cara membuat bakso,cara membuat donat,cara menggambar,cara cara seks,cara seks,cara membuat animasi,cara bisnis,cara membuat video,cara bikin blog,cara edit photoshop,cara membuat aplikasi,cara membuat blogspot,cara membuat game,cara mengirim email,cara download game,cara membuat logo,cara internet gratis,cara buat web gratis

No comments:

Post a Comment